Saturday 22 July 2017

Perjanjian Allah dengan Manusia Sebelum Manusia Dilahirkan

Ingatkah anda pernah lakukan kesepakatan dengan Allah SWT sebelumnya lahir ke dunia? Ya, fitrah manusia memang pelupa, hingga tak ingat pada beberapa hal yang telah disetujui dengan Rabb-Nya sebelum terlahir ke dunia.

Perjalanan hidup manusia sesungguhnya telah terinci. Semuanya awal kehidupan diawali dari alam ruh, kehidupan dunia serta selesai di surga atau neraka. Sebelumnya pada akhirnya dilahirkan ke dunia, manusia sesungguhnya lakukan kesepakatan dengan Allah SWT.

Bila manusia menyanggupi, jadi Ia akan lahir serta hidup didunia, tetapi bila tak, Allah akan tidak menakdirkannya menjalani kehidupan di muka bumi. Hal semacam ini diterangkan dalam Al-Quran serta hadist-hadist yang diriwayatkan Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya tiap-tiap manusia lahir ke dunia, Allah sudah mengambil kesaksian dari tiap-tiap jiwa atau ruh manusia.


Serta dinyatakan juga dalam Alquran seperti ayat Al-Hadid ayat 8.


Artinya : “Dan kenapa anda tak beriman pada Allah padahal Rasul menyeru anda agar anda beriman pada Tuhanmu. Serta sebenarnya Dia (Allah) sudah mengambil perjanjianmu, bila anda yaitu beberapa orang yang beriman”. (QS. Al Hadid, 57 : 8)

Dalam satu hadist kisah Iman Tirmidzi Rasulullah SAW bersada kalau waktu penciptaan adam Allah menyeka punggung Adam lantas dari punggung itu keluar tiap-tiap ruh yang mirip biji atom yang berjatuhan. Ruh itu lalu dijadikan berpasangan-pasangan lantas di ambil janji serta kesaksiannya.

Hal ini diperkuat dalam QS Al A’raaf Ayat 172 berkenaan Syahadatnya jiwa manusia sebelumnya ke Alam Dunia. “Dan (ingatlah), saat Tuhanmu keluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi

 mereka serta Allah mengambil kesaksian pada jiwa mereka Allah berfirman :
 

Artinya : “Bukankah Saya ini Tuhanmu? ” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi”. (Kami kerjakan yang sekian itu) supaya pada hari kiamat anda tak menyampaikan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) yaitu beberapa orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan) ”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172)


Dari ayat itu di ketahui kalau ruh manusia telah mengaku keesaan Allah SWT. Ini disaksikan oleh Nabi Adam serta masyarakat langit sebagai saksi. Kesepakatan ini akan tidak pernah diingat manusia lantaran fitrah manusia sesungguhnya yaitu pelupa. Manusia lalu lahir dalam keadaaan suci. Orang tuanya lah yang membuatnya beragama selain Islam.

                                                       
Tetapi ini bukanlah argumen manusia dapat mengelak atas janjinya pada Allah SWT di akhirat nantinya. Lantaran manusia dibekali akal serta fikiran untuk memastikan jalan kebenaran. Allah SWT juga telah mengutus Nabi serta Rasul-Nya untuk mengingatkan kembali mengenai kesepakatan itu. Tetapi manusia tetap harus ingkar.

Manusia dengan cara fitrah memanglah melupakan kesepakatan itu. Karenanya fakta yang perlu dihadapi oleh tiap-tiap manusia yaitu sebenarnya tak ada satu jiwa juga yang lahir ke dunia ini, terkecuali Allah sudah mengambil kesepakatan serta kesaksian mereka saat di alam ruh kalau, Allah yaitu Rabb mereka, serta Allah lakukan hal semacam ini supaya mengujinya dalam kehidupan dunia supaya pada hari akhirat kelak tiada satupun manusia yang bakal mengingkari mengenai keEsaan Allah.

Zakir Naik, seorang ulama asal India mengatakan hidup ini seperti ujian di sekolah. Manusia melakukan kehidupan sesudah sepakat dengan kesepakatan yang dibuatnya dengan Allah SWT. Waktu melakukan kehidupan, manusia seperti tengah ujian, Guru akan tidak memberitahu jawaban walau sebelumnya apa yang diuji sudah di ajarkan. Jawabannya baru bakal diberitahu waktu ujian sudah usai. Sesudah hari kiamat, Allah barulah bakal memberikan jawaban atas apa persetujuan yang telah kita buat dengannya sebelum lahir ke dunia.

sumber : http://pusatkabaronline.blogspot.com/2016/09/inilah-perjanjian-antara-allah-dan.html

No comments:

Post a Comment