Thursday 20 July 2017

Mari Mengenal Al-Qur'an dan Mengetahui keutmaan membacanya


Ketika manusia mencoba mengupas keagungan Al-Qur'an Al-Karim, maka ketika itu pulalah manusia harus tunduk mengakui keagungaan dan kebesaran Allah swt. Karena dalam Al-Qur'an terdapat lautan makna yang tiada batas, lautan keindahan bahasa yang tiada dapat dilukiskan oleh kata-kata, lautan keilmuan yang belum terpikirkan dalam jiwa manusia, dan berbagai lautan lainnya yang tidak terbayangkan oleh indra kita.

Oleh karenanya, mereka-mereka yang telah dapat berinteraksi dengan Al-Qur'an sepenuh hati, dapat merasakan 'getaran keagungan' yang tiada bandingannya. Mereka dapat merasakan sebuah keindahan yang tidak terhingga, yang dapat menjadikan orientasi dunia sebagai sesuatu yang teramat kecil dan sangat kecil sekali. Seorang Ulama' mengungkapkan, "Hidup di bawah naungan Al-Qur'am merupakan suatu kenikmatan. Kenikmatan yang tiada dapat dirasakan, kecuali hanya oleh mereka yang benar-benar telah merasakannya. Suatu kenikmatan yang mengangkat jiwa, memberikan keberkahan dan mensucikannya."

Cukuplah menjadi bukti keindahan bahasa Al-Qur'an seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Imam Zuhri (Abu Syahbah, 1996 : I/312), "Bahwa suatu ketika Abu Jahal, Abu Lahab, dan Akhnas
bin Syariq secara sembunyi-sembunyi mendatangi rumah Rasulullah saw. pada malam hari untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca Rasulullah saw. dalam shalatnya. Mereka bertiga memiliki posisi yang tersendiri, yang 
tidak diketahui oleh yang lainnya. Hingga ketika Rasulullah saw. usai melaksanakan shalat, mereka bertiga memergoki satu sama lainnya di jalan. Mereka bertiga saling mencela dan membuat kesepakatan untuk tidak kembali mendatangi rumah Rasulullah saw.

Namun pada malam berikutnya, ternyata mereka bertiga tidak kuasa menahan gejolak jiwanya untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur'an. Mereka bertiga mengira bahwa yang lainnya tidak akan datang ke rumah Rasulullah saw., dan mereka pun menempati posisi mereka masing-masing. Ketika Rasulullah saw. usai melaksanakan shalat, mereka pun memergoki yang lainnya di jalan. Dan terjadilah saling celaan sebagaimana yang kemarin mereka ucapkan

Kemudian pada malam berikutnya, gejolak jiwa mereka benar-benar tidak dapat dibendung lagi untuk mendengarkan Al-Qur'an, dan merekapun menempati posisi sebagaimana hari sebelumnya. Dan manakala Rasulullah saw. usai melaksanakan shalat, mereka bertiga kembali memergoki yang lainnya. Akhirnya mereka bertiga membuat mu'ahadah (perjanjian) untuk sama-sama tidak kembali ke rumah Rasulullah saw. guna mendengarkan Al-Qur'an.

Masing-masing mereka mengakui keindahan Al-Qur'an, namun hawa nafsu mereka memungkiri kenabian Muhammad saw. Selain contoh di atas terdapat juga ayat yang mengungkapkan keindahan Al-Qur'an. Allah mengatakan, "Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir." (Al-Mujadilah: 21).



Keutamaan Membaca Al-Qur'an 

Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. "Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?" Beliau menjawab, "Al-hal wal murtahal." Orang ini bertanya lagi, "Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Yaitu yang membaca Al-Qur'an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal." (HR. Tirmidzi)



Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (baca; khairul qurun) adalah karena mereka memiliki ihtimam
yang sangat besar terhadap Al-Qur'an. Minimal ada tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu. 

Pertama karena mereka menjadikan Al-Qur'an sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup,
sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya. 

Kedua, ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah,pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka. 

Ketiga, mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran ataupun kebudayaan.

Tilawatul qur'an; itulah kunci utama kesuksesan mereka. Imam Abu hamid Al Ghazali menyebutkan agar kita memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah  yaitu dengan membacanya, jangan sampai hari-hari kita kosong dari berinteraksi dengan Al Qur'an

Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam
Nawawi memaparkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan membaca
Al-Qur'an. Di antaranya:



1. Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat.

Dari Abu Amamah ra, aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda, "Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan
menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat."
(HR. Muslim)

2. Mendapatkan predikat insan terbaik.

Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Tirmidzi)


3. Mendapatkan pahala akan bersama malaikat di akhirat, bagi yang mahir mambacanya.

Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur'an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah." (HR.
Bukhari Muslim)



4. Mendapatkan pahala dua kali lipat, bagi yang belum lancar.

"Dan orang yang membaca Al-Qur'an, sedang
ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua
pahala."
(HR. Bukhari Muslim)



5. Akan diangkat derajatnya oleh Allah

Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: "Sesungguhnya Allahswt. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur'an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain." (HR. Muslim)



6. Mendapatkan sakinah, rahmat, dikelilingi malaikat, dan dipuji Allah di hadapan makhluk-Nya.

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketengangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya." (HR. Muslim)

No comments:

Post a Comment